Skandal SBF dan Keruntuhan FTX

  • X
  • 2 min read
Photo by adamtrannews Opensea

Kisah kejatuhan Sam Bankman-Fried (SBF), mantan CEO FTX, berubah dari buruk menjadi benar-benar kacau dan aneh. Setelah bursa kripto FTX runtuh, SBF tetap mencoba membela diri di media sosial, namun terus mengelak dari tanggung jawab atas hilangnya dana pelanggan.

SBF dikenal luas sebagai pendukung gerakan Effective Altruism (EA), sebuah filosofi yang mendorong penggunaan kekayaan untuk kebaikan sosial. Namun, klaim ini kini dipertanyakan. Banyak yang melihat afiliasinya dengan gerakan ini sebagai alasan untuk membenarkan pengambilan risiko besar demi kebaikan. Tapi apakah harus menjadi dermawan menggunakan uang orang lain ?

Bocoran pesan antara SBF dan jurnalis Vox memperlihatkan sisi lain dari SBF. Ia mengakui bahwa etika yang sering ia bicarakan “sebagian besar hanya kedok.” Vox bahkan mengungkap bahwa keluarga Bankman-Fried sebelumnya pernah mendanai kolom “Future Perfect” (bagian dari situs berita Vox yang berfokus pada isu-isu seputar masa depan) tetapi hubungan ini tidak menghalangi Vox untuk membongkar kebohongan SBF.

Menariknya, media seperti The New York Times masih menggambarkan SBF sebagai jenius muda yang hanya membuat kesalahan besar. Sebaliknya, Vox menunjukkan bahwa retorika SBF soal regulasi hanyalah PR semata, sementara dalam kenyataannya FTX gagal melindungi pelanggan.

Kegagalan Total di Balik Layar

John J. Ray III, CEO baru FTX, mengecam keras manajemen SBF. Ia menyebut ini sebagai kegagalan total kontrol perusahaan, dengan data keuangan yang tidak dapat dipercaya, sistem yang lemah, dan kontrol yang terpusat pada segelintir orang yang tidak berpengalaman. Bahkan, dalam dokumen kebangkrutan, tercatat bahwa:

  • Aset kripto FTX hanya bernilai $659 ribu, jauh dari klaim SBF sebesar $5 miliar.
  • Alameda meminjam $3,3 miliar dari FTX, sebagian besar untuk SBF.
  • Dana perusahaan digunakan untuk membeli properti pribadi.

Praktik operasional mereka pun berantakan, dari penggunaan email grup untuk kunci rahasia hingga perangkat lunak untuk menyembunyikan penyalahgunaan dana pelanggan.

Pertanyaan Besar yang Belum Terjawab

Salah satu misteri terbesar adalah penarikan $633 juta dari FTX pada 12 November. Sebanyak $477 juta diduga akibat akses tak sah, sementara otoritas Bahama mengklaim memerintahkan pengosongan dompet FTX. Alamat yang terkait dengan dana ini kini menjadi salah satu pemegang ETH terbesar ke-30, memicu spekulasi perebutan aset yang tak bisa disensor.

Keruntuhan FTX bukan sekadar kehilangan uang, tetapi juga menghancurkan kepercayaan pada industri kripto. Tindakan SBF mungkin membuka jalan bagi regulasi yang lebih ketat dan berimbas pada seluruh ekosistem kripto.

Recommended for You

“Kronologi peretasan Mango Market”

“Kronologi peretasan Mango Market”

Kronologi Peretasan Wintermute

Kronologi Peretasan Wintermute